Postulis.com - Sebagian orang, terutama pelanggan angkutan umum dalam kota (angkot) pasti masih bingung bagaimana metode penentuan tarif atau ongkos dari moda transportasi umum tersebut bukan?
Memang, tidak seperti penentuan tarif dari ojek online yang sudah jelas kita ketahui bersama, yaitu ditentukan berdasarkan jarak tempuh perkilonya, yang mana besarannya adalah Rp. 2.000,-/km. Dengan mengetahui penentuan tarif tersebut, sebagai penumpang kita menjadi lebih nyaman sebab tidak mungkin akan membayar ongkos di luar dugaan (berubah-ubah).
Lalu bagaimana dengan penentuan tarif angkot?
Cara Menghitung Tarif Ongkos Angkot
Dilansir dari detik.news yang terbit pada tanggal 8 Juni 2008 mengatakan bahwa, "... Jika biaya per kilometer per orangnya sebelum kenaikan harga BBM Rp 300 dan setelah kenaikan BBM dan kenaikan onderdil menjadi Rp 400 per orang per km," berdasarkan penggalan berita tersebut, langsung dapat kita simpulkan bersama bahwa dalam menentukan tarif angkot adalah sama seperti penentuan tarif ojek online (ojol), yaitu dengan metode Tarif Berdasarkan Jarak.
Namun itu adalah tarif per kilo per orang pada tahun 2008, setelah kenaikan BBM sebesar 33%, lalu untuk di akhir tahun 2019 ini apakah masih sama?
Untuk bisa mengetahuinya, mari kita gunakan metode kebiasaan. Misal, saya biasa naik angkot jurusan Kutabumi-Pasar Anyar dengan tujuan turun di Stasiun Tangerang. Saat membayar sebesar Rp. 10.000,- saya mendapat kembalian sebesar Rp. 6.000,- Itu berarti tarif dari Kutabumi sampai Stasiun Tangerangadalah sebesar Rp. 4.000,-
Kemudian mari kita buka aplikasi google maps kita. Ternyata jarak dari Kutabumi sampai Stasiun Tangerang adalah 9.1 km. Berikut adalah bukti tangkapam layarnya:
Dan sekarang mari kita hitung bersama. Jarak 9.1 km tadi kita genapkan menjadi 9 km saja. Mungkin cara penghitungan yang saya tampilkan berikut adalah benar, maklum tidak terlalu ahli matematika.
Rumus = Ongkos/Jarak
= Rp. 4.000,-/9km
= Rp. 444.44/km
= Rp. 444/km
Wow, ternyata tidak terlalu berbeda dengan harga per kilo per orang pada tahun 2008 seperti yang sudah saya kutip di atas, yang mana hanya berselisih Rp. 44.44 lho. Masa sih? Ya, kira-kira seperti itulah gambarannya. Fyi, ongkos saya adalah ongkos pelajar ya, makanya murah hanya Rp. 4.000,-
Lalu kalau ongkos orang dewasa atau masyarakat umum bagaimana? Sama saja. Kita gunakan metode kebiasaan. Saya biasa melihat orang kantoran saat membayar sebesar Rp. 6.000,- Maka hitung-hitungannya seperti berikut:
Rumus = Rp. 6.000,-/9km
=Rp. 666.66/km
=Rp. 667/km
Tidak berbeda jauh bukan?
Metode tersebut bisa kamu gunakan saat kamu masih awam dengan angkot dan bingung harus bayar berapa. Tinggal kamu cari tahu saja berapa kilo meter jarak yang akan kamu tempuh, dan kamu kalikan dengan tarif per orang per kilo tersebut.
Tetapi, metode penentuan ongkos tersebut jangan kamu gunakan untuk jarak dekat ya, kasihan supir angkotnya, kalau tujuan turun kamu belum sampai 1 km apa kamu tidak akan membayar ongkos? Tidak mungkin bukan? Karena untuk jarak dekat sendiri, sang supir sudah menetapkan tarifnya, yaitu Rp. 2.000,-
Sampai di sini, sudah kita ketahui bersama berapa sebenarnya ongkos angkot secara detail. Yang mana kita tahu lebih murah dari tarif ojek online.
Meski begitu, perlu saya tegaskan, bahwa tujuan dituliskannya artikel ini adalah bukan untuk mempengaruhi kamu para pelanggan ojol agar berpindah haluan menggunakan angkot, karena kalau begitu saya menutup rezeki orang, hal tersebut tentu tidak baik bukan?
Mau ojol ataupun angkot, itu terserah kamu, yang jelas ada kelebihan dan kekurangannya. Yang penting, setelah menggunakan kedua jenis jasa transportasi tersebut kamu bayar ya.
Demikian tulisan yang singkat ini, semoga bermanfaat. Temukan tulisan-tulisan lainnya di sini.
Share This :
0 komentar