Lho, kok bisa, sih?
![]() |
Foster bersiap-siap untuk menghadapi tendangan pojok | sumber foto: Daily Mail |
POSTULIS.COM - Pertandingan Watford vs Manchester City (21/7) yang dihelat di Vincarage Road sudah berakhir. Pun sudah pasti dimenangkan oleh The Citizen sesuai predikisi data. Namun ada hal menarik yang patut dibahas, yaitu si penjaga gawang The Hornets, Ben Foster.
Pada laga malam tadi, Sky Blues berhasil menang dengan skor telak, meski agak tanggung, empat gol tanpa balas. Iya, tanggung karena sebenarnya mereka bisa menang dengan skor lebih besar dari itu andai saja kiper Watford bukanlah Foster. Nah, melalui kalimat barusan, sudah bisa ditebak dong bagaimana gemilangnya Foster, yang menjadikannya masih lebih baik dari Ederson, kiper City?
Jika belum, terus simak pembahasannya. Manchester City, melalui armadanya terutama pemain kuncinya pada laga itu, De Bruyne, Sterling, dan Foden terus mengobrak-abrik pertahanan Watford yang dikawal Kabasele, dkk. Terhitung sampai menit ke-39 saja, sebelum Sterling mendapat hadiah penalti, Manchester City sudah melesakkan 4 tendangan ke arah gawang. Termasuk tendangan keras dan terarah dari Rodri pada menit ke-10 yang sempat membentur punggung Jesus. Hal itu membuat bola berbelok ke pojok kiri atas gawang Foster yang berhasil ditepis keluar sehingga hanya menghasilkan tendangan pojok. Ya mungkin kita beranggapan bahwa itu mudah dilakukan oleh kiper sejangkung dia, 193cm, tapi kalau tak ada refleks yang bagus, apa jadinya?
Setelah itu dilanjut dengan aksi penyelamatan tendangan keras Sterling di titik putih. Bola yang meluncur deras ke kanan Foster mampu di-save dengan tangan kirinya. Namun blunder yang terjadi mampu disambar dengan cepat oleh Sterling yang menjadikan kedudukan 2-0 untuk City. Skor tersebut menutup babak pertama.
Memasuki babak kedua, City makin ganas. Meski dengan kemenangan ini tidak akan mengubah posisi mereka di klasemen, baik ke atas atau ke bawah mereka tetap ingin menang dengan telak, mungkin untuk mengirim pesan bahaya (baca: psywar) ke Real Madrid, lawannya di 16 besar Liga Champions.
Pada menit ke-45, sebenarnya City bisa mendapat penalti lagi karena tendangan keras Bernardo Silva mengenai tangan Mariappa, tapi anehnya itu tidak terlihat oleh wasit VAR. Ya sudah, jadinya Foster tidak bisa menunjukkan kembali kehebatannya di bawah mistar saat penalti.
Berselang lima belas menit setelahnya, KDB mendapat peluang mencetak gol melalui tendangan bebas. Dia mengeker dengan jeli bagian pojok kanan atas dari Foster, berharap bisa mencetak gol indah, seperti biasanya. Walhasil, harapannya tak terwujud. Tendangannya yang agak keras dan sedikit melengkung itu mampu ditepis dengan mudah oleh Foster. Ya iyalah wong dia tinggi, kok.
Namun semenit setelahnya, Foster malah kebobolan lagi sama bocah 20 tahun, Foden yang memanfaatkan rebound tendangan Sterling yang dihalau Foster. Lagi-lagi, sebelum gol sempat di-save.
Nah, mungkin ini yang ditunggu-tunggu: setiap orang pasti ada kelemahannya, termasuk Faster. Kiper 37 tahun itu ternyata tidak lebih baik dari Ederson secara keseluruhan, karena ternyata pas diusil sama Laporte menyundul bola ke bawah, Foster tak berkutik. Alhasil membuat City menutup skor di angka 4-0.
Lho kalau begitu kenapa judul artikelnya Foster masih lebih baik dari Ederson meski dibobol City empat kali? Click bait dong? Ah, payah nih!
Di laga itu, City melesatkan 21 tendangan dan 9 di antaranya adalah on target. Lalu kenapa yang gol hanya empat? bukankah itu menandakan Foster kebih baik? Ditambah pada pertandingan itu, dilansir dari WhoScored, rating Foster adalah 8.0 dan Ederson hanya 7.0. Terlihat jelas bukan? Apalagi pada malam tadi, Ederson kebingungan mau ngapain. Mau ngopi nggak ada yang jual, mau ngupil juga susah pakai sarung tangan. Lebih baik Foster-lah karena pada malam tadi dia tahu tugasnya sebagai kiper.
Share This :
0 komentar