Jangan ditiru, apalagi oleh pemain-pemain Indonesia!
![]() |
Gelagat tangan Mbappe yang diduga melambangkan 10 gelar yang berhasil diraihnya sejauh ini | sumber foto:AS English - Diario As |
Postulis.com - Beberapa jam yang lalu, muncul banyak berita yang mengatakan kalau Mbappe memutuskan untuk setia terhadap PSG. Apa benar dia setia? Terdengar seperti sebuah alibi saja. Apa dia tidak mau mengikuti jejak Ronaldo yang suka dengan tantangan? Kenapa dia tak mau keluar dari zona nyaman seperti Messi?
Dikutip dari DetikSport, pemain berusia 21 tahun itu dengan bangganya bilang, "Saya tetap bertahan di sini dan menghormati kontrak. Kepada para fans, saya tak peduli dengan berita di luar sana."
Duh, pemain yang masuk ke dalam lima pemain terbaik dunia itu ternyata tidak tergoda dengan uang. Bayangkan jika dia menerima pinangan dari salah satu klub yang santer ingin merekrutnya, The Reds misalnya. Dengan nilai pasarnya saat ini 200 juta euro, Mbappe bisa saja menjadi pemain termahal di Premier League di atas Maguire dan VVD, tapi ternyata uang bukan segalanya bagi dia. Karena bagi dia, membuat PSG menjadi raksasa di Ligue 1 lebih penting. Pffttt... memangnya sekarang belum, ya?
Bukannya PSG sudah membuat Ligue 1 menjadi tidak seru karena menang terus dan terlihat monoton karena tidak kompetitif seperti Premier League dan Serie A musim ini? PSG mau dibuat se-raksasa apa lagi di Perancis sana?
Lalu dia melanjutkan rencananya untuk mempersembahkan gelar Liga Champions bagi PSG. Baik. Niatnya sungguh mulia karena belum ada sejarahnya, selama sedekade terakhir, atau lebih tepatnya sejak Sultan Arab mendanai PSG, tim itu lolos ke semifinal UCL, apalagi untuk menjuarainya? Rupanya fakta tersebut dijadikan sebagai pecutan bagi Mbappe untuk berusaha lebih keras lagi. Dan laga perempat final melawan Atalanta adalah sebagai panggung unjuk kebolehannya. Patut disimak.
Sejauh dia berkarier di dunia sepak bola, Mbappe sudah mendapatkan sepuluh piala, termasuk Piala Dunia 2018, juga 6 penghargaan individu. Itu semua didapat karena dia hanya bermain di liga Perancis. Bagaimana jika dia pindah liga, ke Spanyol misal seperti Hazard? Tentu bukan karena takut mandul, kan? Wong Mbappe kan pemain muda terbaik sedunia.
Usut punya usut, ternyata Mbappe memilih setia di PSG itu bukan karena tak mau keluar dari zona nyaman, atau tidak suka dengan tantangan. Dia hanya mengikuti saran dari legenda Timnas Perancis, Emanuel Petit pada 2017 lalu. Yang mana intinya menyuruh Mbappe untuk belajar dari kasusnya Anthony Martial.
Martial yang kala itu, 2015 direkrut United dengan harga sangat mahal menjadi menurun ketajamannya sebagai penyerang karena salah penempatan posisi oleh Jose Mourinho. Nah, si Mbappe ini tidak mau seperti Martial, yang padahal sekarang Martial sudah kembali tajam kala disentuh Ole Gunnar Solksjaer.
Kasus Mbappe ini jangan ditiru oleh pemain-pemain Indonesia, apalagi pemain mudanya. Mbappe kan sudah sukses, buat apa keluar dari zona nyaman? Mbappe kan sudah berhasil membawa Perancis main di Piala Dunia bahkan sampai menjuarainya. Mbappe kan juga sudah menjadi pemain terbaik, jadi untuk apalagi belajar di luar Perancis.
Para pemain Indonesia ini, seperti yang sering disinggung akun Instagram @football.noise, seharusnya lebih berani untuk berkarier di luar Indonesia untuk meningkatkan mental. Contohlah Yanto Basna yang bermain di Thai League, Juga Egy dan Witan yang jauh nun di Eropa sana. Hal itu berguna untuk kemajuan sepak bola nasional yang seperti jalan di tempat bahkan mundur alon-alon.
Share This :
0 komentar